KLIK BISNIS USTAD YUSUF MANSUR

Minggu, 03 Oktober 2010

sejarah singkat pramuka

Scouting yang di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Kepramukaan, dikembangkan oleh Lord Robert Boden Powell sebagai cara membina kaum muda, setelah beliau berhasil mengatasi situasi dan kondisi kaum muda di kota London pada tahun 1903. Saat beliau kembali ke London sebagai pahlawan perang Boer. Pada saat itu, beliau menyaksikan kota London yang menderita kehancuran ekonomi, dan sosial yang berdampak pada kehidupan remaja yang terlibat dalam aksi kekerasan, minuman keras, dan tindakan kejahatan. Beliau dengan tegas mengatakan bahwa “…ini bukan kesalahan mereka. Mereka hanya membutuhkan sesuatu yang dapat membuat mereka berguna…” (Robert Boden Powell oleh Courtney, 1992).
Upaya dan keberhasilan beliau itu mendapat sambutan dan perhatian luas masyarakat Inggris, khususnya mereka yang peduli terhadap pembinaan remaja. Boden Powell menerapkan Scouting, yang semula digunakan beliau untuk melatih prajurit muda angkatan perang Inggris, bagi remaja Inggris yang disesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi kaum muda Inggris saat itu.
Pengalaman penerapan scouting tersebut di ujicoba secara intensif dalam pelatihan 21 orang pemuda dengan berjkemah di pulau Brown Sea pada tanggal 25 Juli 1907, selama 8 hari.
Pengalaman keberhasilan Boden Powell sebelum, dan sesudah perkemahan di Brown Sea beliau tulis dalam buku “Scouting for Boys” pada tahun 1908.
Buku Scouting for Boys tersebar ke seluruh dunia. Kepramukaan/Scouting memperoleh pengakuan masyarakat dunia, khususnya para pendidik dan pakar ilmu pendidikan, sebagai salah satu pendidikan nonformal yang efektif. Sejak saat itu, berdirilah organisasi kepanduan (pandu) atau Boy Scout Movement yang menyelenggarakan kepanduan/Scouting.
Gerakan kepanduan sebagai organisasi pendidikan nonformal tersebar di dunia bagi kaum muda, yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan sebagai cara mencapai tujuan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar