KLIK BISNIS USTAD YUSUF MANSUR

Minggu, 02 Desember 2012

KERINCI MESTI SAKTI



 Di dalamnya anda akan menjumpai orang kebal terhadap senjata tajam, bisa menari di atas percahan kaca, kesurupan sewaktu mengikuti tari asik, tari rantak kudo, santet-menyantet dan lain sebagainya. Pemberian sesajen oleh beberapa calon anggota legislatif dan eksekutif juga tercakup di dalamnya. Bukan sakti dalam pengertian demikian yang penulis maksud, karena itu hanyalah sakti dalam kategori pra-sejarah. Dan tidak pula sakti sebagaimana yang dipahami oleh Pemerintah Daerah kota Sungai Penuh, yakni Sejuk, Aman, Kenangan, Tertib dan Indah. Karena kata-kata yang demikian hanyalah hiasan di bibir saja.
Sakti dalam tulisan ini adalah sakti dalam pengertian yang luas, yaitu kreativitas dengan menggenggam ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga berbagai fenomena baik itu fenomena alam maupun sosial yang masih “gaib” dapat tersingkap.
Dan dengan demikian masyarakat Kerinci tidak perlu lagi meletakkan Kerbau di altar pengorbanan apabila melihat Gunung Kerinci “batuk-batuk”.



Dengan kesaktian ini pula, masyarakat Kerinci akan mampu melihat ke lubuk permasalahan yanga ada dan menemukan alternatif untuk mengatasinya. Sehingga masyarakat tidak ragu untuk mendobrak tabu, demi mencapai kemajuan. Masyarakat akan kreatif dan senantiasa melakukan inovasi dan invensi keilmuan. Kesaktian yang demikianlah yang dibutuhkan oleh umat saat sekarang ini.
Kalau masih mau berbicara peradaban, masyarakat Kerinci mesti hijrah dari sakti pra sejarah menuju sakti kontemporer. Tidak usah lagi melakukan tirakat di kuburan nenek moyang, karena itu hanya mengganggu ketentraman arwah mereka. Hendaknya “ritual tirakat” dilakukan di bangku sekolah, laboraturium dan lembaga pendidikan lainnya. Jangan lagi ada yang berkonsultasi ke dukun sewaktu mau mencalon menjadi orang nomor satu di kota Sungai Penuh. Namun, bersosialisasilah dengan masyarakat yang punya hak suara, “one man one vote” melalui media kampanye secara tertib, aman dan terkendali.

Wallah „a‟lam

OLEH :  EDOMI SAPUTRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar